Selasa, 28 Januari 2014

Kenali Nutrisi dan Batasan Aman Konsumsi Telur

Telur merupakan sumber nutrisi yang penting dan harganya ramah di kantong. Tetapi banyak salah kaprah tentang telur, terutama karena kandungan kolesterol dalam telur dinilai tinggi sehingga perlu dihindari.

Untuk mendapatkan diet yang seimbang dan sehat, berikut beberapa manfaat dan kerugian dari telur sehingga Anda dapat menentukan berapa jumlah telur yang perlu dikonsumsi setiap minggunya.
- Nilai nutrisi
Sebutir telur sebetulnya adalah inkubator untuk bayi ayam, karena itu wajar saja jika telur mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan untuk bertumbuh. Telur merupakan sumber yang baik untuk antioksidan, iodin, vitamin A, B2, dan D. Harga dari telur juga relatif murah untuk ukuran sumber protein hewani. Telur juga kaya akan kolin yang merupakan nutrisi penting untuk otak.
Banyak pakar yang menyebut telur sebagai sumber pangan padat gizi. Artinya dengan jumlah yang sama dengan bahan pangan lain, telur mengandung gizi yang lebih banyak.
- Kolesterol
Selama bertahun-tahun, telur banyak mendapat anggapan negatif karena bagian kuningnya mengandung kolesterol tinggi. Sebutir telur mengandung lebih dari setengah kebutuhan kolesterol per hari.
Namun kebanyakan orang sebetulnya salah mengira bahwa makan makanan tinggi kolesterol akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Faktanya, kolesterol merupakan substansi penting yang dihasilkan di organ hati manusia dengan tujuan membuat membran dari setiap sel di tubuh. Kolesterol juga dibutuhkan untuk produksi berbagai macam hormon yang penting untuk sistem reproduksi.
Ketika orang banyak mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi, maka hati mengurangi produksi kolesterolnya. Hal itulah yang sebenarnya tidak sehat.
- Konsumsi per minggu
Sejumlah studi lama tidak merekomendasikan orang untuk mengonsumsi telur lebih dari enam butir per minggu. Namun baru-baru ini, penelitian menemukan, tak ada batasan untuk mengonsumsi telur. Meski begitu, penderita diabetes perlu menghindari makan kuning telur karena mengandung kolesterol tinggi yang dapat meningkatkan risiko stroke mereka.

Jumat, 17 Januari 2014

Sperma Kamikaze, Bekerja Saat Terjadi "Affair"

Selingkuh hampir selalu dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena sudah pasti akan merusak sebuah hubungan asmara. Namun, seseorang sebenarnya dapat melihat gelagat yang berbeda dari pasangannya yang selingkuh, seperti mendadak menjadi sangat romantis atau bahkan sebaliknya.

Di samping hal itu, ada lagi satu indikator yang dapat menjadi penanda adanya perselingkuhan pasangan. Menurut sebuah studi baru, sperma juga dapat menjadi indikator tindak perselingkuhan dari pasangan, khususnya pada kaum pria.

Menurut pakar kesehatan seksual, Lindsey Doe, 40 persen sperma yang dihasilkan dari ejakulasi merupakan sperma "perlawanan" atau yang disebut dengan "kamikaze". Sperma tersebut didesain untuk melawan sperma lainnya untuk melakukan fertilisasi telur pasangan.

"Bahkan, saat seorang pria mencurigai pasangannya selingkuh, jumlah sperma kamikaze akan lebih agresif melawan sperma lainnya untuk menghambat kehamilan," ujarnya.

Ini artinya, sperma kamikaze tidak didesain untuk menginseminasi (membuahi) telur. Sebaliknya, sperma itu hanya berfungsi untuk melawan sperma lainnya untuk melakukan hal itu.

Doe mendeskripsikan, metode perlawanan tersebut disebut sebagai aktivitas bloking. Sperma kamikaze akan menyatukan ekornya menjadi "dinding" dan barikade untuk mencegah sperma lain mencapai sel telur.

Saat mencurigai pasangannya selingkuh, terang dia, persentase produksi sperma kamikaze meningkat dibandingkan dengan sperma normal yang berfungsi membuahi. Hal ini berarti berdampak pada kemungkinan kehamilan pasangan akan menurun.

Doe menyebut teori ini sebagai kompetisi sperma. Hanya, tidak semua pakar kesehatan seksual sepakat dengan teori tersebut. Bahkan, penelitian lain mengatakan, sperma kamikaze sebenarnya lemah karena hanya bisa membentuk barisan pertahanan dalam waktu yang singkat.

Dalam banyak spesies, termasuk manusia, ketika wanita melakukan hubungan seks dengan banyak pria, dalam saluran reproduksinya terdapat persaingan antara sperma untuk membuahi sel telur miliknya.

Rabu, 01 Januari 2014

Vaginoplasty Tak Pengaruhi Kepuasan Seksual

Kondisi vagina yang tak lagi sama seusai melahirkan kerap membuat wanita tak percaya diri dan merasa tidak nyaman. Akibatnya, sebagian wanita merasa tidak bisa lagi menikmati hubungan seks dengan pasangannya. Menghadapi hal ini, sebagian wanita memilih prosedur rekonstruksi vagina yang disebut vaginoplasty.
Operasi vaginoplasty bertujuan mengencangkan otot, perineum, dan dinding panggul sehingga vagina kembali pada bentuk dan fungsinya seperti sebelum kehamilan. Tindakan vaginoplasty dilakukan dengan membuang jaringan yang berlebih dan merapatkan jaringan penyokong dan otot dinding vagina, perineum, serta dasar panggul. Perineum adalah daerah antara area genital eksternal wanita (vulva) dan anus.  
Walau dikatakan bisa meningkatkan sensitivitas dan gairah saat berhubungan seksual, nyatanya vaginoplasty tidak selalu berhubungan dengan aktivitas tersebut.
“Perlu diingat sensitivitas serta kepuasan saat berhubungan seks berbeda pada tiap wanita, dan tidak melulu dipengaruhi kerapatan vagina. Apalagi daerah liang vagina sebetulnya tidak memiliki persarafan sensoris. Persarafan sensoris hanya terdapat di area luar vagina,” kata dokter ahli bedah plastik Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Lisa Hasibuan.
Oleh karena itu, lanjut Lisa, operasi vaginoplasty yang lebih bersifat kosmetik ini tidak disarankan kepada tiap wanita. Proses rekonstruksi vagina sendiri sebetulnya sudah dilakukan seusai wanita melahirkan.
Proses rekonstruksi vagina tersebut, jelas Lisa, dilakukan seusai tindak episiotomi. Episiotomi adalah tindakan perobekan perineum yang bertujuan melebarkan jalan lahir. Proses rekonstruksi dilakukan dengan menjahit kembali mulut dan liang vagina yang melebar seusai proses persalinan.
Meski begitu hasil rekonstruksi ini bisa saja "jebol" kembali karena beberapa sebab, misal pendarahan atau infeksi. Apalagi vagina merupakan muara saluran air seni, anus, dan kelamin. Hal ini mengakibatkan hasil operasi rekonstruksi vagina rawan jebol, sebelum benang operasi menyatu dengan jaringan di sekitarnya.
“Yang patut ditekankan di sini adalah vaginoplasty tidak berhubungan langsung dengan sensitivitas atau kepuasan hubungan seksual pada wanita. Namun, jika vaginoplasty dipertimbangkan bisa memperbaiki rasa percaya diri yang berefek pada kepuasan hubungan seksual, maka bisa saja tindak tersebut dilakukan,” kata Lisa.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More