Olahraga memang salah satu kunci hidup sehat. Namun karena kesibukan,  banyak orang yang memilih untuk berolahraga di malam hari. Padahal  olahraga di malam hari tidak terlalu disarankan karena risiko cideranya  lebih tinggi. 
Dokter spesialis ortopedi dari RS Premier Bintaro Sapto Adji  Hardjosworo mengatakan, malam hari adalah waktunya tubuh untuk  beristirahat sehingga ritme tubuh pun sudah dipersiapkan untuk itu.  Olahraga di malam hari membuat risiko cidera lebih tinggi.
"Olahraga sebaiknya tidak dilakukan lebih dari jam 9 malam," ujarnya Sabtu (16/8/2014) di Tangerang Selatan.
Manusia secara alamiah memiliki ritme biologis yang disebut irama  sirkadian. Ritme ini dipengaruhi oleh hormon melatonin yang dikenal juga  dengan hormon tidur. Bila hari sudah gelap, maka produksi hormon ini  akan meningkat yang membuat rasa kantuk.
Bila berolahraga di waktu malam, artinya terjadi pemaksaan tubuh  yang sudah siap beristirahat untuk kembali melakukan aktivitas berat.  Dengan kata lain, olahraga dilakukan dalam waktu yang tidak tepat.
Selain lebih mudah cidera, dampak olahraga yang dilakukan lebih  dari jam 9 malam antara lain mengganggu kualitas tidur. Ini karena  denyut jantung dipacu lebih cepat saat berolahraga sehingga tubuh  membutuhkan waktu untuk menurunkannya kembali.
"Setelah olahraga malam, tidur biasanya menjadi gelisah, mimpi  buruk, tidur tetapi seperti tidak tidur, dan bangun tidak segar," ungkap  Aji. Bila hanya sempat melakukan olahraga di malam hari, ia menyarankan  untuk melakukannya maksimal dua jam sebelum waktu tidur. 





